Penyakit Alzheimer atau bahasa umumnya adalah pikun, penyakit yang berkaitan dengan usia, gangguan neurodegeneratif progresif yang terjadi secara bertahap mengubah memori, prilaku serta kepribadian. merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat hampir bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil.penyakit alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas.
penggunaan seledri sebagai pengobatan alzheimer (AD) telah diteliti menggunakan hewan percobaan. Ekstrak dari biji Apium graveolens Linn (seledri cina) dilaporkan mengandung L-3-n-butylphtalide (L-NBP). senyawa ini memiliki efek pada saraf iskemik, demensia vaskular, dan amiloid beta (Abeta). penelitian dilakukan menggunakan 3 model tikustransgenik AD (3xTg-AD) yang berkembang baik plak dan kusut dengan penuaan, serta defisit kognitif. tikus diberikan 15 mg/kg L-BNP secara oral selama 18 minggu. L-NBP secara signifikan meningkatkan defisit belajar, serta memori jangka panjang dibandingkan dengan kontrol. L-NBP menurunkan secara signifikan jumlah deposisi plak Abeta serebral dan menurunkan tingkat Abeta dalam otak, tetapi tidak berpengaruh pada plak Abeta urat saraf. L-NBP menunjukkan potensi yang menjanjikan melalui uji praklinik sebagai obat multitarget untuk pencegahan dan atau pengobatan penyakit alzheimer (Peng et al, 2010). pada penderita alzheimer terjadi penumpukan peptide yang disebut amiloid-beta (Abeta), L-NBP di dalam seledri dapat menurunkan jumlah deposisi Abeta sehingga menurunkan gangguan alzheimer.